Sabtu, 07 Juni 2014

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

A.   PEMAHAMAN SCM
Persaingan bisnis yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Jika dilihat secara mendalam, inti dari persaingan perusahaan terletak pada bagaimana sebuah perusahaan mengimplementasikan proses penciptaan produk dan jasa secara lebih murah, lebih baik dan lebih cepat (cheaper, better, faster) dibandingkan dengan kompetitornya. Namun, banyak perusahaan yang sudah tidak mungkin lagi menerapkan dan mengimplementasikan resource-nya, sehingga salah satu caranya adalah dengan membuat strategi manajemen supply chain.
Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai dan ditatausahakan dalam buku perusahaan. Pengertian supply chain adalah sebuah proses bisnis dan informasi yang berulang yang menyediakan produk atau layanan dari pemasok melalui proses pembuatan dan pendistribusian kepada konsumen. Sedangkan menurut Indrajit dan Djokopranoto supply chain adalah suatu tempat sistem organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau penyalur barang tersebut. Pengertian Manajemen adalah teknik atau seni untuk mengarahkan dan menggerakkan orang lain dalam rangka mencapai tujuan.
Pengertian Supply Chain Management Menurut Schroeder Supply Chain Management (SCM) adalah perancangan, desain, dan kontrol arus material dan informasi sepanjang rantai pasokan dengan tujuan kepuasan konsumen sekarang dan di masa depan. Menurut Simchi-Levi et al SCM adalah suatu pendekatan dalam mengintegrasikan berbagai organisasi yang menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang, yaitu supplier, manufacturer, warehouse dan stores sehingga barang-barang tersebut dapat diproduksi dan didistribusikan dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat dan biaya yang seminimal mungkin.
Dari defenisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa : Suplly Chain Management (SCM) adalah Sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir. Rangkaian atau jaringan ini terbentang dari penambang bahan mentah (di bagian hulu) sampai retailer / toko (pada bagian hilir).

Dalam proses di atas terdapat tiga aliran yang terjadi, yaitu :
1.     Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
2.    Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.
3.    Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman.

B. FUNGSI SCM
Fungsi-fungsi manajemen yang utama adalah :
Merencanakan (Planing), yaitu merencanakan apa yang akan mereka lakukan, kemudian mengorganisasikan (Organize) untuk mencapai rencana tersebut. Selanjutnya mereka menyusun staf (Staff) organisasi mereka dengan sumber daya yang diperlukan. Dengan sumber daya yang ada, mereka mengarahkan (Directing) untuk melaksanakan rencana. Akhirnya mereka mengendalikan (Control) sumber daya, menjaganya agar tetap beroperasi secara optimal.

Fungsi dasar SCM adalah:
o    Secara fisik mengubah bahan baku dan komponen menjadi produk dan mengirimnya ke konsumen akhir.
o     Meyakinkan bahwa pengiriman produk/ jasa memuaskan aspirasi pelanggan.

Ada dua fungsi SCM, yaitu: yang pertama adalah SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi danmenghantarkannya ke pemakai akhir. Fungsi pertama ini berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yaitu ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkostransportasi dan sebagainya.
Yang Kedua, SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang di suplai oleh SCMmencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut. Fungsi kedua ini berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat tidak terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh sebuah SCM. Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkos mark down, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost.
Manajemen rantai suplai adalah pendekatan secara lintas fungsi, termasuk mengatur pergerakan material mentah ke dalam sebuah organisasi, beberapa aspek-aspek tertentu dari proses internal material barang mentah menjadi barang jadi, dan pergerakan barang jadi keluar dari organisasi menuju pelanggan. Sebagai organisasi yang berusaha mengfokuskan pada kompetisi dan menjadi lebih fleksibel, mereka mengurangi kepemilikan mereka atas sumber bahan baku dan saluran distribusi. Fungsi-fungsi ini semakin sering dipakai untuk membuat aktifitas lebih baik dan lebih efeisien. Efeknya adalah untuk meningkatkan jumlah organisasi yang terlibat dalam memenuhi permintaan pelanggan, sementara itu mengurangi kontrol manajemen operasi logistik sehari-hari. Kurangnya kontrol dan mitra rantai pasokan lebih mengarah kepada penciptaan konsep manajemen rantai suplai.

Tujuan supply chain manajemen diatas adalah:
§  Supply chain manajemen menyangkut pertimbangan mengenai lokasi setiap fasilitas yang memiliki dampak terhadap aktivitas dan biaya dalam rangka memproduksi produk yang diinginkan pelanggan dari supplier dan pabrik hingga disimpan di gudang dan pendistribusiannya ke sentra penjualan.
§  Mencapai efisiensi aktivitas dan biaya seluruh sistem, total biaya sistem dari transportasi hingga distribusi persediaan bahan baku, proses kerja dan barang jadi.
§  Untuk meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi di antara mitra suplai, sehingga meningkatkan visibilitas persediaan dan kecepatan pergerakaan persediaan.

Beberapa model telah diajukan untuk memahami aktifitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model manajemen rantai suplai yang dipromosikan oleh Dewan Supply Chain. Model lainnya adalah Model SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF).

C. KARAKTER SISTEM
Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:
1.     Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu)/ supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman. Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
2.    Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
3.    Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.

D. AREA CAKUPAN SCM
Apabila mengacu pada sebuah perusahaan manufaktur, kegiatan-keiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah:
ü  kegiatan merancang produk baru (product development )
ü  kegiatan mendapatkan bahan baku (procurement)
ü  kegiatan merencanakan produksi dan persediaan (planning and control )
ü  kegiatan melakukan produksi (production )
ü  kegiatan melakukan pengiriman (distribution )
AREA CAKUPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
BAGIAN
CAKUPAN KEGIATAN ANTARA LAIN
Pengembangan Produk
Melakukan riset pasar, merancang produk baru, melibatkan supplier dalam perancangan produk baru.
Pengadaan
Memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor suplly risk, membina dan memelihara hubungan dengan supplier
Perencanaan & Pengendalian
Demand planning, peramalan permintaan, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan
Operasi / Produksi
Eksekusi produksi, pengendalian kualitas
Pengiriman / Distribusi
Perencanaan jaringan distribusi, penjadwalan pengiriman mencari dan memelihara hubungan dengan perusahaan jasa pengiriman, memonitor service level di tiap pusat distribusi.

E. AKTIVITAS PENGEMBANGAN SCM
Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.
v  Strategis
o   Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat distribusi dan fasilitas
o   Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang ketiga
o   Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa diintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manajemen muatan
o   Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli
o   Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai




v  Taktis
o   Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya
o  Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori
o  Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses perencanaan.
o   Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan
o  Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan
o   Gaji berdasarkan pencapaian

v  Operasional
o  Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai
o  Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke menit)
o  Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok
o  Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok
o  Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang diterima
o  Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished goods)
o  Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan
o  Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai suplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain

F. TANTANGAN SCM
Tantangan dalam Mengelola Supply Chain adalah sebagai berikut :
v  Kompleksitas Struktur Supply Chain
1.     Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda.
2.    Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan

v  Ketidakpastian
1.     Ketidakpastian permintaan
2.    Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll
3.    Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerjamesin yang tidak sempurna, ketidakpastian kualitas produksi dll

G. PERAN INTERNET DALAM SCM
Teknologi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya ialah mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akuarasinya sudah meningkatdapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai suplai akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.

H. PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SUATU SUPPLY CHAIN
Konsep manajemen supply chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi (TI). Bahkan kalau dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan TI inilah yang melahirkan prinsip-prinsip dasar supply chain. Alasannya adalah karena pengintegrasian berbagai proses dan entitas bisnis di dalam manajamen supply chain adalah melakukan penggunaan bersama-sama terhadap informasi yang dimiliki dan dihasilkan oleh berbagai pihak. Secara umum, peranan TI di dalam manajemen supply chain dapat dilihat dari dua perspektif besar, yaitu perspektif teknis dan perspektif manajerial.




1.     Perspektif Teknis
Dilihat dari sisi teknis, ada dua fungsi dari teknologi informasi yang harus dipenuhi, yaitu:
a.    Fungsi penciptaan aspek-aspek yang harus dapat dilakukan oleh TI adalah sebagai berikut
v  TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format data kuantitatif.
v  Teknologi harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkannya tersebut menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya, yaitu manajemen, staf, konsumen, mitra bisnis, pemilik perusahaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
v  Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis perusahaan. TI mengolah informasi yang diperoleh dengan berbagai konteks organisasi yang ada menjadi sebuah knowledge yang dapat diakses oleh semua pihak di dalam perusahaan.
v  Kumpulan dari knowledge yang diperoleh dan dipelajari selama perusahaan beroperasi akan menjadi bekal suatu kebijakan yang tidak ternilai harganya.

b.    Fungsi penyebaranTerhadap entitas fakta, data, informasi, knowledge tersebut TI memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan aspek penyebaran sebagai berikut:
v  Gathering. TI harus memiliki fasilitas-fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-entitas tersebut dan meletakkannya di dalam suatu media penyimpanan digital.
v  Organising. Untuk memudahkan pencarian terhadap entitas-entitas tersebut di kemudian hari, TI harus memiliki mekanisme dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tersebut ke dalam media penyimpanan.
v  Selecting. TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan pemilihan.
v  Synthesizing. TI harus mampu memenuhi kebutuhan manager dalam hal menggabungkan beberapa entitas menjadi satu kesatuan yang terintegrasi.
v  Distributing. TI harus mampu memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak yang membutuhkannya.

2.    Perspektif Manajerial
Dilihat dari sisi bisnis manajerial, terutama dalam kaitannya dengan manajemen supply chain, ada tiga peranan yang diharapkan oleh perusahaan dari implementasi efektif sebuah TI, yaitu :
  1. Mengurangi resiko (minimize risks).Pada umumnya resiko berasal dari adanya ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar perusahaan. Kehadiran TI selain harus mampu membantu perusahaan mengurangi resiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola resiko (managing risks) yang dihadapi sehari-hari.

  1. Mengurangi biaya (minimize costs).Tawaran lain yang ditawarkan TI adalah perbaikan efisiensi dan optimalisasi proses-proses bisnis di perusahaan. Ada empat cara yang ditawarkan TI untuk mengurangi biaya-biaya yang seringkali dikeluarkan untuk kegiatan operasional sehari-hari, yaitu :
v  Eliminasi proses. Implementasi berbagai komponen teknologi informasi akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses yang dirasa tidak perlu (non value added process).
v  Simplifikasi proses. Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen TI (basisdata dan aplikasi misalnya).
v  Integrasi proses. TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).
v  Otomatisasi proses. Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran lain untuk mempermudah perusahaan melaksanakan kegiatan operasionalnya sehari-hari dari TI.

  1. Menambah nilai (add value)Tujuan dari penciptaan value tidak saja sekedar memuaskan pelanggan (customer satisfaction), tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas (customer loyalty) sehingga pelanggan tersebut selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang (customer bonding).

I.    SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) – E-BUSINESS DAN SUPPLY CHAIN
E-business dapat diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan menggunakan sistem informasi komputer.

Ø  Community Access Point Sebagai Penggerak Industry
Kemajuan teknologi informasi memberikan peluang bagi dunia bisnis dengan penciptaan bisnis yang bersifat elektronik. Kebutuhan akan IT di masyarakat dapat diakomodir dengan adanya community access. Community Access Point adalah sebuah pusat ataupun titik dimana masyarakat yang berada di suatu wilayah dapat melakukan komunikasi serta mengakses informasi dan memanfaatkan sarana telekomunikasi dan informasi yang berada di satu tempat. Salah satu konten dan service yang di CAP adalah kegunaan nya bagi logistic. Yang dimaksud disini adalah pemesanan dan penjualan barang dan jasa melalui CAP dan dapat dikembangkan lebih dalam kearah penyaluran dan pengelolaan pergudangan bagi barang serta pengangkutan hasil produksi daerah,
Keberadaan CAP merupakan trigger atau pemicu kearah terbentuknya e-business dalam suatu entitas perusahaan, pengembangan e-business diharapkan dapat memberikan value added dari entitas bisnis suatu perusahaan. Secara umum e-business didefinisikan sebagai kegiatan berbisnis di Internet yang tidak saja meliputi pembelian, penjualan dan jasa, tetapi juga meliputi pelayanan pelanggan dan kerjasama dengan rekan bisnis baik individual
maupun instansi.

Ø  Keterkaitan E-Supply Chains sebagai bagian dari E-Business
Keberhasilan e-business banyak ditentukan oleh kemudahan masyarakat untuk dapat mengakses informasi pada CAP. Pengembangan supply chain ke dalam system berbasis elektronik membantu industry manufacture untuk dapat meningkatkan value bisnisnya dengan membangun e-business sebagai bagian dari entitas bisnis.
Bila industry mengembangkan supply chain nya menjadi e-supply chain maka seluruh transaksi menjadi real time dan ini berarti meningkatkan effisiensi berupa pengurangan biaya serta dapat meningkatkan efektivitas bisnis dimana industry dapat focus pada bisnis intinya.
Pemanfaatan e-supply chain juga memudahkan masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa lebih mudah dan ini juga berdampak pada kemudahan transaksi yang dilakukan oleh masyarakat.

Ø  Model dari e-supply chain dan CAP
Industri terhubung secara virtual dengan CAP dan Industri terhubung ke customer secara phisical. Dilain hal customer berhubungan dengan CAP secara virtual.
Teknologi Informasi membuat hubungan antara user (masyarakat) dengan dunia industri terhubung dengan CAP, demikian pula antara industry dan third party (supplier) dapat dihubungkan melalui e-business yang dikelola secara in house atau outsourcing.

Kemajuan teknologi dibidang informasi dan kemudahan akses oleh masyarakat akan mendorong e-supply chain berkembang melebihi dari perkiraan yang ada saat ini.  Seiring dengan trend dari supply chain menjadi suatu basis bagi industry manufacture untuk mempercepat proses produksi dan penyerahan barang kepada end user mendorong perkembangan supply chain kepada basis elektronik prosedur.
Beberapa hal yang mendorong kearah perlunya e-supply chain yaitu dikarenakan terjadi peningkatan effisiensi dan juga kecepatan dalam transaksi perdagangan atau transaksi arus perpindahan barang. Keterkaitan antar user (supplier, produsen, people) dapat terkoneksi melalui CAP atau e-business dalam suatu institusi. Peran Teknologi Informasi membuat semua hal ini dapat tercapai. Kemudahan dalam bertransaksi serta terciptanya effisiensi dan efektivitas.





Contoh Kasus :
Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung (jenis makanan untuk sarapan) adalah sebagai berikut:
Ø  Petani jagung.
Proses dimulai dari pemilihan bibit jagung, penebaran, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan jagung, dan diakhiri dengan penjualan hasil panen ke pabrik pembuatan sereal.
Ø  Pabrik dalam pembuatan sereal jagung.
Proses dimulai dari pembersihan biji jagung yang diterima dari petani, pemanggangan menjadi sereal, pengepakan (packaging), penyimpanan di gudang untuk distribusi ke supermarket/ toko (retail), pengiriman (transportasi) ke supermarket/ toko.
Proses penjualan dimulai dari penyimpanan di rak-rak di supermarket, penjualan ke pembeli (customer) dan akhirnya di konsumsi oleh pembeli. Produk yang tidak terjual akhirnya akan dimusnahkan pada saat produk telah mencapai masa kadaluarsa.
Dengan kata lain, Supply Chain, adalah kegiatan yang dimulai dari sumber pembuat bahan baku (supplier) sampai ke pengguna terakhir (end customer).

Keterangan proses SCM pembuatan sereal jagung.
supplier = petani jagung
manufacture = pabrik pembuat sereal jagung
distributor = proses penyebaran produk
wholesaler = agen makanan / swayalan
end customer = konsumen



1 komentar:

  1. Menunjuk letak togel online jika tempat anda menyelenggarakan permainan togel online memang sangat tepat sekali untuk anda bisa akses dengan link togel paling jitu dan daftarkan diri anda disana sekarang karena pasaran yang ditawarkan sangat menarik dan jackpot yang memang diberikan dapat anda temui di web togel online asli indonesia dan paling baik .

    BalasHapus