Sabtu, 24 September 2011

Seks Bebas di Kalangan Remaja Memicu Aborsi Dini


Seiring dengan semakin canggihnya teknologi, mendorong manusia untuk terus maju mengikuti alur zaman. Selain adanya dampak positif di mana teknologi tersebut dapat menunjang kinerja mereka, teknologi tersebut juga membawa dampak buruk, terutama bagi remaja. Adanya situs jejaring social semakin membuka peluang lebar bagi remaja untuk bergaul secara bebas. Bukan hal yang aneh lagi ketika ada berita remaja hamil, bayi dibuang oleh ibunya, dan juga tentang aborsi.




Terkadang bukan hanya perilaku bebas remaja yang melampaui batas saja yang menyebabkan kasus remaja makin menggila, namun factor ekonomi hingga kebutuhan remaja sekarang juga bias berpengaruh besar, seperti ingin selalu tampil update dengan Blackberry, iPad, PC tablet, hingga mode pakaian terbaru dan perhiasan mahal. Hal tersebut tentu saja memicu para remaja, terutama remaja putri untuk mendapatkan uang secara instan.
Sebagai langkah instan untuk mendapatkan semua itu, tanpa sepengetahuan orang tua, remaja memberanikan diri mereka untuk menjajakan diri di ruang publik seperti mall, tempat hiburan, bahkan di jalanan. Tak sedikit pula dari mereka yang menjajakan diri secara terorganisir dengan beberapa pihak tertentu.
Berdasarkan penelitian, setiap harinya 100 remaja melakukan aborsi sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan masalah yang timbul sebagai dampak dari seks bebas yang mereka lakukan. Jika dihitung, maka sekitar 36000 janin telh dibunuh oleh ibu kandung mereka sendiri setiap tahunnya. Ironis sekali bukan?
Sebuah penelitian yang lain menunjukkan bahwa 7 dari 10 remaja putri telah melakukan hubungan seksual sebelum berumur 20 tahun. Selain itu, 1 dari 6 remaja putri telah melakukan seks bebas dengan berganti-ganti pasangan. Bukankah hal yang demikian sangat memprihatinkan? Selain berbahaya untuk masa depan mereka, tidak menutup kemungkinan mereka dapat terkena penyakit menular semacam HIV/AIDS.
Sebenarnya, seks bebas di kalangan remaja merupakan tanggung jawab kita bersama. Remaja adalah aset yang harus dibina mental dan moralitasnya. Jika kalangan muda dibiarkan saja melakukan seks bebas, lalu bagaimana dengan anak-anak kecil yang masih belum tahu apa-apa? Apakah mereka juga akan tetap dibiarkan terjerumus ke hal-hal negative seperti itu?
Peran orang tua juga sangat penting di sini. Orang tua harus meluangkan waktu untuk memberikan perhatian extra bagi remaja mereka, karena sungguh merupakan tanggung jawab yang yang berat bagi orang tua zaman sekarang mengurus remaja-remaja mereka.
Selain perhatian kepada anak mereka, orang tua setidaknya juga dapat mengikuti perkembangan zaman khususnya dalam internet. Sehingga komunikasi orang tua dengan anak dapat berjalan dengan baik, karena anak akan menganggap orang tua mereka nggak gaptek.
 
dan sebaiknya para orang tua harus memberikan pendidikan.. sejak dini kepada putra maupun putri mereka agar mereka mengetahui akan bahayanya pergaulan dan seks bebas.

kita semua pasti tidak mau buah hati yang kita bangga-banggakan melakukan hal yang tidak diinginkan oleh setiap orang tua dan memalukan nama baik keluarga.


Incoming search terms:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar